(Belajar) Percaya

Sebagai seorang pemikir, saya selalu bertanya.
Tak ada hari tanpa bertanya mengapa begini, mengapa begitu?
Apakah satu hal berkorelasi dengan hal lainnya?
Apa sebab dan akibat dari hal-hal yang saya lakukan, dan lain sebagainya.

Pun dengan kehidupan saya. Saya selalu bertanya pada Tuhan, "God, why? Kenapa begini? Kenapa begitu?" tapi semakin saya bertanya, saya semakin sulit mendapatkan jawabannya karena Dia memang berkuasa melakukan hal-hal yang ada jauh di luar pikiran kita.

Seringkali saya kecewa karena saya tidak mendapatkan jawaban yang saya inginkan.
Seringkali pula saya protes mengapa Ia menghilangkan momen yang saya butuhkan, dan terkadang meminta momen-momen yang saya inginkan. Dan Ia tak serta-merta menjawab.

Saya terkadang sering merasa seperti dijewer, diangkat, dan ditunjukkan betapa bukan saya yang memegang kuasa atas hidup saya. Bukan saya yang menentukan saya harus seperti apa, menjalani hal yang bagaimana. Saya yang pegang kendali atas hidup saya, ya. Tapi yang membuat segala sesuatunya terjadi dalam hidup saya, bukanlah saya.

Seperti kali ini. Tuhan memberikan saya momen yang tepat, kemudian saya berharap di kemudian hari saya mengalami momentum-momentum yang tepat juga sama seperti yang saya rasakan sebelumnya. Saya buatlah plan yang berkesinambungan, jika begini akan begitu dan sebagainya. Tapi ternyata, Ia berkata lain. Saya harus ubah rencana saya. Saya harus berbesar hati untuk menerima kenyataan bahwa saya tak bisa mengikuti rencana saya.

Marahkah saya? Tidak
Kecewakah saya? Sedikit namun hanya sejenak.
Mengapa? Karena saya makin dewasa dan bertumbuh dalam iman.
Saya dimintaNya untuk makin bijak, makin menerima apa yang harusnya menjadi garis takdir saya.

Saya tahu bahwa ini adalah musim saya untuk bekerja keras, menabur benih dengan bercucuran air mata. Namun saya yakin dan percaya bahwa suatu saat nanti akan tiba saya akan menuai dengan bersorak-sorai.

Karena janjiNya ya dan amin.

Comments

Popular Posts